Ada
Mungkin ini hanya celoteh patah hati. Cerita tentang satu orang perempuan yang hanya bisa berusaha bangkit lagi setiap sayapnya selalu dipotong disaat ia baru ingin belajar terbang. Kamu menyebutku, peri pipi dan kamu masih berjuluk lelaki pembual. Dan tentu saja sayapku sebelumnya patah dan sejak bertemu denganmu sayap itu tumbuh kembali.
Mungkin, Tuhan hanya ingin menunjukan bahwa terbang tidak harus melulu dengan sayap. Dan kali ini, yang memotongnya, kamu.
Kamu. Kamu yang dulu tidak aku kenal dan hidup berbeda di sana. Kamu yang datang lewat hiruk pikuk stasiun dan menyapa hatiku yang sedang kosong di sini. Kamu yang kemudian mengenalku dan mencoba berjalan menggenggam tanganku. Kamu, yang kemudian aku kenal dengan semua figurmu yang baru bagiku. Kamu datang begitu saja di hidupku. Dan aku menerimanya dengan sangat mudah.
Kamu yang menyodorkan harapan baru bagi diriku yang memang sedang sangat haus akan hal itu. Kamu yang membuatku belajar menerima semua kekuranganmu, karena kelebihanmu sudah menutup mataku. Kamu yang kemudian mengisi setiap hari-hariku, setiap jam dihidupku, setiap menit di waktuku, setiap detik di nafasku. Kamu yang begitu dekat berada di sisiku. Kamu yang menyuguhkan kesopanan dan menyirap hatiku seketika. Kamu yang dapat menghangatkan cerita hidupku dengan semua tentang kamu.
Kamu yang memenuhi otaku dengan kekaguman, kebanggaan, kebiasaan dengan kamu. Kamu, yang selalu aku kagumi, aku banggakan. Kamu yang membuatku ingin selalu memeluk kamu. Kamu, yang selalu memegang tanganku di setiap perjalanan kita. Kamu yang wangi, yang selalu membuatku sangat nyaman ada di pelukanmu. Membuatku ingin selalu memelukmu, tenang mendengar degub jantungmu.
Kamu, yang tepat 86.400 detik lalu meninggalkanku. Kamu yang 86.4000 detik lalu mendengarku memohon, menangis, memaksa memelukmu hanya untuk ingin terus ada di hidupmu. Dan setelah itu kamu pergi dengan burung besi kembali ke peraduanmu. Dan aku terpaku menangisimu didepan gerbang menunggu kamu kembali dan memelukku lagi, yang berakhir tak manis.
Kamu, yang bilang padaku tentang semua sifat jeleku dan itu mengganggu kamu. Kamu, yang beralibi tentang pendidikan ku yang ku tunda yang sebenarnya sedang aku persiapkan hanya saja tak pernah kuceritakan padamu hanya untuk membuatmu bangga. Kamu yang memulai semuanya dan mengakhiri semuanya. Kamu yang jahat. Kamu yang membuatku mengangis harapan di kemarin, kini dan nanti. Kamu yang entah dimana akal sehatmu, sehingga memilih untuk melepasku yang sedang oleng. Kamu yang bilang tidak akan pernah meninggalkanku ternyata cuma singgah di hidupku kemudian tanpa tanggung jawab membuang hatiku. Kamu yang memaksaku tahu bagaimana rasa dikhianati, dibohongi, diduakan. Kamu dengan semua cerita singkatmu. Aku tidak pernah meminta untuk mengenalmu. Aku sudah berusaha maksimal sebisaku untuk kamu. Hey kamu yang ada di sana, sedang apa kamu? Pernah kah kamu tahu seperti apa aku di sini tanpa kamu, tanpa kebiasaan dengan kamu. Kamu yang dulu membaca blogku dan ingin ada di dalamnya. Sekarang keinginanmu tercapai. Walau harus dengan celoteh patah hati ini.
tertanda,
ai yang lg cengeng
alasyu~
~Log