I ___e You
Saat aku menulis ini aku sedang menggenggam hatiku demikian eratnya. Aku takut hatiku melompat dan tak bisa kembali ke tempat asalnya. Debaran yang mengumpat namamu tak berhenti berkoar sedari tadi. Memberikan sesak yang terlalu pasti untuk kuingkari.Tak pernah kurasakan rindu yang sebesar ini. Terlalu besar untuk mampu kusimpan sendiri. Terlalu sakti dengan hanya kudiamkan dan perlahan mati disapu angin. Pernahkah kau rasakan getar-getar yang menjalari tubuhmu di seluruh penjuru raga, tuan? Yah, aku kepayahan menenangkan rindu ini. Pernahkah kau bayangkan, disaat hatimu penuh, isi kepalamu berputar-putar memainkan harmoni cinta yang sangat kau tahu, lidahmu ingin meneriakkan satu nama, suaramu ingin menjeritkan kebahagiaan yang tak mampu ditolak semesta. Sementara senyummu tak berhenti melengkung dan membuat bibirmu kebas dalam rasa yang tak mau kau kikis habis. Dan sepasang matamu mengalirkan air mata yang kau rindukan. Karena temu hilang diredam harapan yang mati muda. Semua itu terjadi tidak dalam satu tepukan. Ada detik detik yang panjang tempatku menyembuhkan lara. Ada kau yang menungguku di bawah pohon teduh bernama ketulusan. Sampai nanti disatu purnama entah kapan, ku muntahkan segala rindu yang bersemayam dalam raga. Hanya kepada kau yang satu tempatku pulang kapanpun kumau. Bahkan rindu malam itu belum lagi hilang dan semakin membuncah kian hari. Malah di langit ibukota kala itu, Kita saling menatap bulan pada mata kita sendiri. Ada jeda panjang yang memberi harmoni kekaguman atas saling memiliki. Semuanya luruh bersama asa yang bermekaran melalui pori-pori. Pelukanmu mengerat. Air mataku tumpah dan menjadikanku si lemah yang bahagia karena diselamatkan dari dunia dongeng yang selama ini ku damba. Aku tak pernah segila ini. Aku tak pernah sewaras ini. Aku tak pernah gila dan waras secara bersamaan seperti waktu itu. Kau adalah gila yang kucandu. Kau adalah waras yang memang semestinya begitu. Dan sekarang, saat hatiku masih bergejolak ingin lompat dari tempatnya, bahagiaku mengalir pada hatimu. Pada genggam tanganmu tempatku melebur aman. Aku tak pernah sejatuh ini. Aku tak pernah sekuat ini. Aku tak pernah menginginkan sesuatu seluar biasa ini~