Kertas

15 October 2015

kursi

Waktu yang berlalu membuat aku tak mampu berdiam pada satu tempat,
tentang pertemuan tak sengaja,
seseorang yang tiba-tiba ingin membaca sajakmu.

untuk bangku senyap depan layar tancap, terimakasih atas segala kesabaran.
mendengar celoteh-celoteh kami, tentang sajak tak selesai, gosip-gosig ibu sebelah.

untuk sirup merah jambu, maaf kau menyapa saat aku tak ada,
tak usah sering-sering kau bertandang.
gadisku tak sekuat kau kira.

terimakasih untuk putaran waktu,
kau melambat saat waktu bagiku kian sedikit.

untukmu manis, semoga kau tak kecewa pada tiap coretanku.
aku lama tak menulis, tak mencatat isi kepala
dan tentang nasihatmu tempo lalu,
kita lihat purnama nanti. apa berubah?

dan pada perjumpaan terakhir, aku bertanya.
kapan bertemu lagi? rahasia Tuhan jawabmu.
“Jadilah lelaki baik, dan tunggu saja kado Tuhan untuk kita.”

Hujan, Medio Oktober