pada Jatuh Cinta

7 December 2015

Aku sedang mengingat-ingat mengapa pada akhirnya kita bertukar rasa. Malam ini aku sedang dibungkus hangat. Mungkin mereka yg tak percaya cinta akan menudingku berlebihan. Tapi sayang, kali ini aku takkan lagi bohong. Aku takkan lagi menjunjung tinggi gengsi yg selama ini selalu kubiarkan tumbuh dan bersemi.

Hatiku sedang menghangat. Dalam debar yang berujar ‘kau, kau, kau’.Ini mungkin tak sekali saja terjadi, tapi malam ini debarannya semakin menggila. Memberikan energi paling indah yang bisa kurasakan dari kaki hingga puncak kepala. Inilah jatuh cinta itu, sayang. Inilah kekuatan yang melebar dan melebur di dalam sepasang hati kita yang dipasung kebersamaan.

Jangan tanya kenapa pada akhirnya aku mengakui bahwa aku jatuh dan tak mau berdiri lagi pada rasa yang terlanjur lahir. Jangan tanya kenapa kaulah segala ingatan di antara sibuk, gelisah, rindu, marah, bahagia yang bercampur akhir-akhir ini. Jangan tanya kenapa aku selalu mendamba pertemuan dan mengutuk laknat perpisahan yang menyebabkan kita berjauhan. Jangan tanya kenapa aku membiarkan kau memilikiku. Jangan tanya kenapa semesta berbaik hati memeluk kita dalam doanya.

Jangan tanya sayang. Karena beberapa jawaban justru datang dari diam yg dipermainkan rasa. Malam ini aku kehilangan daya untuk tidak memikirkanmu. Memikirkan apa-apa yg telah kau lakukan. Kau satu-satunya yang tak pernah bosan menuturkan cinta. Kau satu-satunya yang tak pernah berhenti menemukan segala indahku. Aku adalah segala yang indah pada matamu. Meski dalam marah, meski dalam sedih, meski dalam segala air mata, meski dalam lelah setelah kita bercinta. Kau bilang aku adalah ‘cantik yang tak pernah habis’. Dan tahukah kau bahwa ada ribuan mawar yang bermekaran di hati meski kau tak mampu melihatnya. Di saat yang sama aku jatuh cinta lebih dalam lagi. Terperosok dalam lorong-lorong kebahagiaan yang aku sendiri tak tahu namanya.

Sayang, biarkan kali ini aku tak melibatkan segala gengsi. Aku hanya ingin kautahu bahwa aku mencintaimu dalam segala kurang dan lebih. Dalam segala tawa dan konyol kita, dalam segala sedih dan isak kita, dalam segala menang dan kalah, dalam segala bangkit dan jatuh, izinkan aku menjadi awal dan akhirmu.

~Aisyahmu~ Des “7