Peramu Rindu
Hi, tuan. Maaf untuk kebodohanku yang telah terbuai ego, aku tak tahu apa yang sedang kupikirkan sekarang, aku hanya butuh diam sesaat, butuh sedikit perenungan atas apa yang telah terjadi diantara kita, bukannya aku mengabaikanmu tapi lebih baik diam seperti ini dari pada aku harus menyerangmu dengan berbagai pertanyaan yang sama.
Baiklah maaf aku tak akan menanyakan hal itu lagi padamu. Yang jelas aku sekarang pasrah atas apa jawaban darimu, baiklah aku tak bisa menjadi orang munafik dan berucap aku akan menunggumu seribu tahun lagi. Setidaknya aku akan menunggumu sampai aku mampu, itu saja.
Tunggu sebentar. Kau pikir aku sudah lelah? Tentu saja tidak. Kau pikir aku sudah tak ingin kita bertemu kembali? Tentu saja aku ingin sekali bersua denganmu, tuan. Kau pikir aku sudah siap merelakan pengorbanan yang tidak sedikit ini? Kau gila, sleepyhead! tak semudah itu aku merelakan pengorbanan ini berakhir sia-sia. Hanya saja kapalku sedikit goyang sekarang diterpa badai.
Kemari, mendekatlah Tuan, biar kuajari kau bagaimana caranya mencinta dengan baik..
Teruntukmu, sang peramu rindu~
Nov “21