yang Kugenggam Jemarinya
30 November 2015
Barangkali, benar.
Jika cinta hanyalah perihal keikhlasan.
Jika dengan mencintai lelakinya,
ia diharuskan menusuk belati lebih dalam
ke dada laki-laki yang ia cinta,
dan terluka lebih dalam lagi dengan mencintainya,
ia diharuskan hancur dalam panas api
yang tak berusia —sebab senyum ciptaan-Nya itu yang kerap ia rindukan.
Barangkali, sudah seharusnya keikhlasan ada untuk sebuah cinta;
meski dengan mengorbankan dirinya; lagi.
Satu hal yang kerap ia pertanyakan,
haruskah berulang terluka hanya untuk mencinta?
-Perempuan yang gemar mengalah
Nov “30